Tarbiyyah Ramadhan 0 komentar
Nilai-nilai tarbiyyah bulan
Ramadhan antara lain:
a. Membersihkan Jiwa Ibadah utama di bulan Ramadhan adalah berpuasa. Ibadah puasa dapat membersihkan jiwa karena kita diwajibkan meninggalkan hal-hal yang sebenarnya adalah mubah. Orang yang berpuasa benar-benar beribadah karena Allah, karena walaupun dia berbuka, orang lain tidak ada yang tahu. Sehingga kita belajar berbuat ihsan dalam melakukan puasa.
Diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, bahwa Nabi bersabda: "Setiap amal yang dilakukan anak Adam adalah untuknya, dan satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipatnya bahkan sampai tujuh ratus kali lipat. Allah Ta'ala berfirman, 'Kecuali puasa, itu untuk-Ku dan Aku yang langsung membalasnya. Ia telah meninggalkan syahwat, makan dan minumnya karena-Ku."
b. Memantapkan Keinginan Yang Baik Diantara ciri khas bulan Ramadhan adalah tumbuh suburnya suasana ke-Islaman disemua tempat. Kaum muslimin terpacu untuk melakukan kebaikan karena adanya "obral" pahala pada bulan ini, seperti disebutkan dalam hadits-hadits berikut ini: "Setiap amal anak keturunan Adam dilipatgandakan. Tiap satu kebaikan sepuluh lipat gandanya hingga tujuh ratus lipat gandanya." (HR.Bukhari- Muslim). Bahkan amalan-amalan sunnah yang dikerjakan pada Ramadhan, pahalanya dianggap sama dengan mengerjakan amalan wajib (HR.Baihaqi dan Ibnu Khuzaimah). Selain itu bulan Ramadhan memberikan kesempatan pada kaum muslimin untuk beramal dengan nilai yang besar dengan diturunkannya malam lailatul Qadar, sehingga amal pada waktu itu lebih baik dari seribu bulan. Begitu banyak rahmat yang Allah berikan kepada kita sehingga Rasululullah menyebutkan bahwa orang yang tidak berhasil mendapatkan rahmat Allah di bulan ini sebagai orang yang sengsara. Dari Ubadah bin AshShamit, bahwa Rasulullah bersabda: "Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan keberkahan, Allah mengunjungimu pada bulan ini dengan menurunkan rahmat, menghapus dosa-dosa dan mengabulkan do'a. Allah melihat berlomba-lombanya kamu pada bulan ini dan membanggakanmu kepada para malaikat-Nya, maka tunjukkanlah kepada Allah hal-hal yang baik dari dirimu. Karena orang yang sengsara ialah yang tidak mendapatkan rahmat Allah di bulan ini. " (HR.Ath-Thabrani, dan para periwayatnya terpercaya).
c. Mengendalikan Hawa Nafsu Selama bulan Ramadhan kita juga belajar untuk mengendalikan hawa nafsu. Selain meninggalkan yang mubah dalam keadaan tidak berpuasa, kita juga harus meninggalkan apa yang diharamkan Allah, seperti dusta dan berbuat kejahatan. "Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan yang keji (dusta) dan melakukan kejahatan, Allah tidak akan menerima puasanya, sekalipun ia telah meninggalkan makan dan minum." (HR.Bukhari, Muslim dan Ahmad)
d. Mengokohkan Jiwa Kemasyarakatan Dengan puasa kita dapat merasakan bagaimana penderitaan saudara yang berada dalam kesusahan sehingga kita menyadari keharusan bersatu dan tolong menolong. Dari Ibnu Abbas ra., ia berkata: "Rasulullah saw adalah orang yang paling pemurah, lebih-lebih pada bulan Ramadhan dimana beliau selalu ditemui Jibril, dan setiap malam di bulan Ramadhan Jibril datang untuk membacakan Al-Qur'an. Jika Rasulullah saw bertemu Jibril, maka beliau lebih pemurah daripada angin yang bertiup." (HR.Bukhari dan Muslim) e. Meningkatkan Taqwa Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat mulia, bulan tarbiyyah untuk mencapai derajat yang paling tinggi dan paling mulia: derajat taqwa. "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa." (QS. Al-Baqarah:183). "Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu adalah orang yang paling bertaqwa." (QS. Al-Hujurat:13). Semoga bulan pembinaan ini dapat kita manfaatkan sebaik-baiknya.
Cara Jitu Memburu Lailatur Qadar 0 komentar
Salah satu keistimewaan bulan Ramadhan adalah satu malam yang paling ditunggu-tunggu oleh umat Islam di seluruh dunia, Lailatul Qadar.
Banyak ayat didalam Al-Quran yang menceritakan tentang barakahnya malam
ini, dimana pada malam ini diturunkan Al-Quran. Banyak diantara orang menunggu kedatangan Lailatur Qadar dalam sepuluh hari terakhir. Sebagaian orang menunggu kedatangan malam itu dengan berlama-lama di masjid sambil membaca Al-Quran. Ada yang menunggunya dihadapan rumah agar dapat melihat turunnya malaikat pada malam Qadar, dan tidak kurang juga yg menyambutnya dengan sinaran-sinaran lampu-lampu minyak agar kawasan mereka diterangi. Mereka begitu yakin dengan beberapa tanda-tanda yang banyak diceritakan dalam berbagai cerita sejarah.
Ada suatu hal yang masih tersimpan dalam benak hati kita semua. Sebuah pertanyaan terdalam. Pernahkah Nabi SWA melihat langsung Lailatul Qadar? Adakah sahabat-sahabat juga pernah melihatnya? Kita pernah mendengar banyak hadis-hadis yang menceritakan tanda-tanda malam tersebut, adakah kita bisa melihatnya dengan mata kepala kita sendiri.
Cara yang paling bijak bagi kita menjawab persoalan ini marilah kita lihat tafsiran beberapa ahli tafsir termasuk melihat tanda-tanda tersembunyi yang sering diceritakan itu.
Tafsir Surat Al-Qadar
Satu surat yang begitu signifikan menceritakan mengenai peristiwa malam tersebut ialah surah Al-Qadar yang berisi 5 ayat. Surat Al-Qadar adalah surat ke 97 menurut susunannya didalam Mushaf. Ada diantara ulama-ulama mengatakan bahwa surat Al-Qadar ini turun selepas penghijrahan Nabi saw ke Madinah.
Didalam membicarakan pentafsiran ayat, amatlah bijak jika kita mengambil penafsiran yang diambil dari Tafsir Jalalain:
Kesimpulannya bahwa malam Al-Qadar itu secara sejarahnya di turunkan Al-Quran dari Lauhul Mahfuz kelangit dunia. Kemuliaan malam tersebut telah dikhabarkan kepada Rasulullah SAW. Bulan itu dikatakan satu bulan dengan barakah seperti 1000 bulan. Dimalam tersebut para malaikat-malaikat dan Jibril turun ke bumi dan memohon Allah mengkabulkan doa'-do'a hambanya. Kemuliaan malam tersebut berakhir dengan terbitnya fajar.
Pentafsiran yang lebih terperinci sedikit mengenai ayat pertama surah Al-Qadar ini dapat kita lihat dari Tafsir Ibnu Kathir:
Allah SWT telah mengkhabarkan sesungguhnya Ia telah menurunkan Al-Quran pada malam Lailatul Qadar. Dimana Allah berfirman, "Sesungguhnya kami turunkannya di malam yg barakah". Inilah yang kemudian dikenal sebagai malam Al-Qadar yg berada didalam bulan Ramadan sebagaimana firmannya, "Pada bulan Ramadan yang diturunkan didalamnya Al-Quran".
Berkata Ibnu Abbas bahwa Allah SWT telah menurunkan Al-Quran keseluruhannya (secara total) dari Lauhul Mahfuz ke Baitul 'Izzah dari langit dunia kemudian ia diturunkan secara berpisah dan berperingkat selama 23 tahun keatas Nabi SAW, kemudian firman Allah beliau memuliakan Lailatul Qadar dimana Allah SWT telah mengizinkan penurunan Al-Quran.
Keistimewaan Lailatul Qadar
Sheikh Dr. Yusuf Al-Qaradhawi merujuk kepada surah Al-Qadar didalam membicarakan persoalan keistimewaan Lailatul Qadar, katanya :
"Allah telah memuliakan Al-Quran dimalam ini, dan ditambahnya dengan maqam yang mulia, yaitu kedudukan dan kemuliaannya yang sangat banyak dari kebaikan dan kelebihan dari 1000 bulan. Apa-apa ketaatan dan ibadah didalamnya menyerupai 1000 bulan yang bukan Lailatul Qadar. 1000 bulan ini menyamai 83 tahun 4 bulan. Hanya di satu malam ini lebih baik dari umur seseorang yang menghampiri 100 tahun, jika tambah berapa tahun beliau baligh dan dipertanggung jawabkan".
Dan pada malam itu turunnya malaikat-malaikat dengan rahmat Allah dengan kesejahteraan dan barakahnya. Dan kesejahteraanya melimpah sehingga ke terbit fajar. Didalam As-sunnah, banyak hadist-hadist yang menyebutkan mengenai keutamaan Lailatul Qadar ini. Yang banyak dianjurkan untuk mencarinya pada 10 malam terakhir. Dalam Sahih Bukhari dari Hadis Abu Hurarirah, "Barangsiapa yang berqiam dimalam Al-Qadar dengan penuh keimanan dan bersungguh-sungguh maka telah diampunkannya apa yang telah lalu dari dosanya". (Riwayat Bukhari didalam Kitab Al-Saum).
Rasulullah SAW telah memberi penjelasan kepada siapa yang lalai dan tidak memperhatikan malam tersebut, yaitu sama seperti menghalang diirinya dari menerima kebaikannya dan ganjarannya. Berkata para sahabat yang telah dinaungi mereka bulan Ramadan, "Sesungguhnya bulan ini telah hadir kepada kamu didalamnya mengandung malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Siapa yang memuliakannya maka beliau akan dimuliakan kebaikan semua perkara. Dan siapa yang tidak memuliakannya maka kebaikannya akan dihalang". (Riwayat Ibnu Majah dari Hadis Anas, isnad Hassan sebagaimana didalam Sahih Jaami' Al-Saghir).
Sheikh Ibnu Taimiyyah (Majmu' fatawa - Jilid-25/286) didalam membicarakan soalan yang mana satu lebih afdal, diantara Malam Isra' Nabi saw atau Lailatul qadar? Kata: "Sesungguhnya Malam Isra' lebih afdal dan Malam Al-Qadar lebih afdal bila dinisbahkan kepada umat...". Manakah yang lebih afdal 10 Zulhijjah atau 10 malam terakhir Ramadan?. Kata Ibnu Taimiyyah, "Hari 10 Zulhijjah lebih afdal dari hari 10 dari bulan Ramadan. Dan malam-malam 10 akhir Ramadan lebih afdal malam 10 Zulhijjah". Jelas menunjukkan bahwa para ulama menyatakan bahwa malam lailatul Qadar ini sangat istimewa kepada umat Muhammad.
Dapatkah Lailatul Qadar dilihat dengan mata?
Dua tokoh ulama' Arab Saudi, Sheikh Abdul Aziz bin Baaz dan Sheikh Salleh Munajjid berkata: "Malam Qadar boleh dilihat dengan mata kepada siapa yang diberi taufiq oleh Allah SWT dan dengan menggunakan tanda-tandanya. Para sahabat r.h. mencarinya berdasarkan tanda-tandanya tetapi tiada laporan yang mengatakan mereka telah melihatnya. Akan tetapi tidak ada larangan mencari hasil fadilah bagi siapa yang beriman dan bersungguh-sungguh", kata beliau.
Sheikh Al-Sya'rawi mengatakan: "Satu pun diantara makluk Allah tidak melihat Lailatul Qadar melainkan Rasulullah SAW. Ani adalah satu keistimewaan yang diberikan kepada Rasulnya. Selain itu, ada beberapa orang yang dilaporkan pernah melihatnya. Mereka yang melihatnya berkata-kata kepada Rasulullah yang melihat beliau pandangan di dalam tidur mereka, seolah-olah berkata: "Aku melihat sebagaimana aku sujud di dalam air yang melimpah, kemudian menjadi pagi hari 23, mereka melihat masjid-masjid di sepanjang malam tersebut. Langit seolah-olah ingin hujan, Rasulullah sujud sehingga kelihatan dahi di atas tangannya dan kami mengetahui bahwa di sini adalah Lailatul Qadar didalam tahun dan malam itu".
Haruskah mencari Lailatul Qadar?
Ada beberapa hadis yang menunjukkan betapa ruginya seseorang yang tidak pernah berusaha mencari Lailatul Qadar. Menurut Sheikh Abdul Aziz bin Baaz dan Sheikh Salleh Munajjid beliau berkata; "Seorang Islam haruslah mencari malam 10 terakhir Ramadan sebagaimana Rasulullah SAW mengarahkan umatnya menuntut ganjaran dan pahala di mana seseorang yang mendirikannya dan iman dan azam malam tersebut, dia akan menerima ganjarannya dan jika tidak bahwa Rasulullah SAW telah bersabda: "Barangsiapa yang berqiam di malam Qadar dengan keimanannya maka Allah akan mengampunkan dosanya yang telah lalu". Dalam riwayat lain, "Barangsiapa yg berqiam dan mencarinya kemudian ia akan diampunkan dosa yang sebelumnya dan yang terakhir."
Tanda-tanda Lailatul Qadar
Menurut Sheikh Abdul Khaliq Al-Sharrif bahwa tanda-tanda Lailatul Qadar akan ditunjukkan pada pagi harinya matahari akan memancar dan cuacanya yang agak sejuk. Sheikh Saleh Munajjid mengatakan bahwa matahari yang keluar itu tidak memancarkan cahaya. Sheikh Dr Yusuf Qaradhawi mengatakan terdapat juga berbagai tanda, seperti cahayanya merah kelemah-lemahan dan pada malam itu hujan dan angin sepoi-poi, tiada bau dan tiada sejuk sebagaimana yang disebut oleh Al-Hafiz didalam Fathul Bari'.
Kata Al-Qaradhawi:
"Semua tanda ini tidak memberi kepastian mengenainya. Tidak mungkin ia berulang-ulang, karena malam Al-Qadar selalu berbeda-beda cuacanya dalam berbagai negara, berbeda pula waktunya. Ia mungkin dijumpai di sebuah negara Islam yang tidak putus hujannya, dan kemungkinan di negara lain yang keluarganya bersholat istiqo' yang berdepan dengan kemarau, dan negara-negara berbeda dari segi kepanasan dan kesejukannya, naik matahari dan turunnya, kuat atau lemah pancarannya, maka mustahil untuk mendapat titik pertemuan ini. Kajian ulama' mengatakan: boleh di ambil malam-malam yang tertentu Lailatul Qadar itu dari sebahgian manusia. Ia hanya kelihatan kepada dia seorang saja yang melihatnya. Atau menerima mimpi didalam tidur, atau berlaku (karamah) keajaiban yang luar biasa. Atau Ia terjadi kepada keseluruhan umat Islam agar ia menerima ganjaran kepada siapa saja yang berpeluang melakunya. Dan Ia tidak nampak apa-apa yang berlaku. Kebanyakkan ulama' mengambil pandangan yang awal tadi.
Amalan saat Lailatul Qadar
Kemuliaan malam tersebut dan seruan-seruan dari hadist-hadist yang menyuruh umat Islam mencari malam tersebut mungkin akan menimbulkan sedikit pertanyaan. Apakah malam itu khusus bagi mereka-mereka yang alim saja atau bisa berlaku bagi masyakat umum. Yusuf Qaradawi mengatakan bahwa malam itu datang untuk semua orang yang benar-benar menginginkannya. Kata Qaradhawi:
"Maka Malam al-Qadar ialah malam umum untuk semua yang menuntutnya. Yang menginginkan kebaikan dan ganjarannya, dan apa yang disisi Allah di dalamnya, itu lah malam ibadah dan malam ta'at, dan bersolat, bertilawah, berdo'a, bersedekah, menjalinkan perhubungan, beramal sholeh, dan melakukan kebaikan-kebaikan".
"Yang harus dilakukan oleh orang Islam pada malam ialah; Bersholat Isya' secara berjamaah, sholat subuh berjamaah dan pada malamnya mendirikan qiamullail. Di dalam hadist Sahih diriwayatkan Nabi bersabda, "Barangsiapa yang bersholat Isya' berjamaah, seolah-olah ia berqiam di separuh malam, dan barangsiapa yang bersolat subuh berjamaah, seolah-olah ia bersholat disepanjang malam tersebut. (Riwayat Ahmad, Muslim).
Sheikh Atiyah Saqr menganjurkan:
Hidupkannya dengan bersholat, membaca Al-Quran, berzikir, beristigfar dan berdo'a dari terbenam matahari sehingga terbit fajar. Dan hidupkan ramadhan dengan bersolat terawikh di dalamnya. Sebuah riwayat yang mengatakan, "Barangsiapa yang bersholat magrib dan Isya' di hari akhir yaitu di malam Al-Qadar secara berjamaah, ia telah diberi keuntungan dari Lailatul Qadar". Berkata A'isyah r.h "Ya Rasulullah di waktu Lailatul Qadar, apakah yang harus aku katakan". "Katakalah, "Ya Allah sesungguhnya kamu pengampun dan suka kepada pengampunan, maka ampunkanlah ku".
Fermentasi Antibiotik 0 komentar
Bioteknologi merupakan interdisiplin yang mencakup biologi molekuler, genetika, biologi sel, mikrobiologi, biokimia dan teknik kimia. Bioteknologi bertujuan untuk mentransformasi fungsi biologis sel ke dalam proses industri. Di Indonesia, transformasi tersebut masih menghadapi banyak faktor yang dapat menjadi pembatas seperti tersedianya plant. Pembatas operasional seperti air, listrik atau bahan baku dan manusia sebagai pembatas. Adanya tenaga trampil, berpengetahuan dan berpengalaman merupakan faktor yang sangat penting dalam proses transformasi tersebut.
Kemampuan bioteknologi menghasilkan substansi alami seperti antibiotik, enzim, hormon, vitamin, asam amino dan bahan makanan pada skala besar, telah membuka kemungkinan mengembangkan zat-zat lainnya. Adanya kenyataan bahwa bakteri, yeast dan jamur berfilamen mempunyai masa regenerasi sangat pendek menjadikan mereka organisme yang ideal untui riset dan produksi berbagai substansi. Reaksi ini dapat dikendalikan ke arah tertentu dengan menseleksi organisme dan pengontrolan faktor lingkungan secara tepat. Keberhasilan manusia memanipulasi struktur gen pada saat ini, memungkinkan transfer gen terseleksi berkemampuan tinggi ke mikroorganisme yang jelas identitasnya dan mudah dikembang biakkan. Misalnya bakteri Escherichia coli, organisme sederhana ini setelah dimanipulasi dapat memproduksi human insulin di dalam fermentor. Hasil teknologi genetika ini dan produk-produk lain seperti interferon, antiliodi monoklonal, saat ini telah menjadi bagian bioteknologi modem.
Dalam pengembangan proses produksi bioteknologi, pada tahap awal perlu mengoptimasi kondisi biakan dalam sistem pertumbuhan skala kecil. Hasil yang diperoleh dari skala kecil ini kemudian ditransfer ke skala yang lebih besar. Teknik ini membutuhkan pengetahuan dan ketrampilan untuk mencapai hasil yang memuaskan. Teknik shake culture merupakan tahap awal yang ideal terutama untuk fermentasi submerged. Tahap selanjutnya dilakukan dalam fermentor laboratorium di bawah kontrol kondisi yang dapat diulang sebelum memasuki skala produksi yang lebih besar.Di dalam plant produksi, fermentasi merupakan bagian pokok dari proses bioteknologi, misalnya produksi antibiotik. Fermentasi pada dasarnya merupakan pendayagunaan mikroorganisme yang aktif secara biologis. Untuk merrtransformasi substrat menjadi produk yang dikehendaki, suatu mikroorganisme harus dimanupulasi dan pengontrolan kondisilingkungan seperti temperatur, pH, oksigen terlarut merupakan bagian yang penting dalam fermentasi.
FERMENTASI
Fermentasi biasanya menggunakan satu macam mikroorganisme yang telah terseleksi. Namun pada fermentasi dual atau multiple digunakan lebih dari satu mikroorganisme. Organisme ini dapat diinokulasikan ke dalam substrat secara simultan. Fermentasi ini dilarutkan untuk menghasilkan produk yang tidak dapat dilakukan hanya dengan semacam mikroorganisme saja, atau untuk menghasilkan produk fermentasi yang berbeda tetapi mempunyai nilai ekonomis lebih tinggi. Sebagai contoh fermentasi untuk memproduksi cuka, pertama yeast diperlukan untuk menghasilkan etil alkohol, kemudian Acetobacter digunakan untuk merubah alkohol menjadi cuka.
Fermentasi dapat dilakukan dengan cara batch per batch atau secara kontinyu. Pada fermentasi batch, pertumbuhan mikroorganisme dan sintesis produk berlangsung dalam media, kemudian setelah sintesis produk maksimum, semua substrat diambil bersamaan dan dilakukan proses isolasi produk. Pada fermentasi kontinu, media nutrien ditambahkan secara terus menerus, diimbangi dengan pengambilan substrat dari fermentor juga secara terus menerus untuk mendapatkan sel-sel atau produk fennentasi. Selama fermentasi diperlukan tempat yang berisi media bernutrisi untuk pertumbuhan mikroorganisme, sehingga organisme tersebut dapat berkembang dan menghasilkan produk yang diinginkan. Di dalam laboratorium, fermentasi antibiotik dapat dilakukan dengan berbagai cara antira lain:
- Pada media padat.
Penelitian mikroorganisme penghasil antibiotik biasanya membutuhkan media padat untuk pertumbuhannya. Misalnya pada waktu skrining, suspensi mikroorganisme terpilih ditumbuhkan pada media padat, setelah inkubasi dalam waktu cukup, aktivitas antibiotik yang dihasilkan dapat diuji terhadap berbagai bakteri indikator. Dalam hal fermentasi antibiotik pada media padat, temperatur dan komposisi media merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan keberhasilan produksi antibiotik. Untuk mengontrol temperatur supaya konstan dan sesuai dengan yang dikehendaki, dapat menggunakan inkubator atau alat lain.
- Pada media cair dengan shaker
Fermentasi antibiotik biasanya menggunakan fermentor untuk pertumbuhan biakan submerged. Namun jika fermentor tidak tersedia, teknik shake flask dapat dipakai untuk menggantikannya, tetapi dengan kondisi lebih terbatas dan kontrol parameter kurang optimum dibandingkan dengan fermentor. Teknik ini biasanya digunakan untuk berbagai percobaan fermentasi pendahuluan sebelum menggunakan fermentor sebenarnya. Sebagai con toh, setelah organisme diperoleh sebagai biakan murni, maka perlu memeriksa karakteristik biokimia atau morfologi mereka dengan menumbuhkannya pada kondisi biakan submerged. Untuk tujuan tersebut teknik shake flask dapat digunakan karena sederhana dan dapat memberikan informasi yang hetguna. lnformasi yang dapat diperoleh dri percobaan dengan teknik ini antara lain, komposisi medium, tingkat aerasi, pola pH dan parameter-parameter yang berkaitan dengan pertumbuhan dan produk yang
dihasilkan.
Pengaturan temperatur dapat dilakukan dengan menggunakan inkubator shaker atau dengan meletakkan shaker pada ruangan yang dikontrol temperaturnya misalnya dengan menggunakan heater dan termostat untuk mengontrol temperatur yang diperlukan.
Flask dapat menggunakan baffled flask atau plain flask. Pada baffled flask laju transfer oksigen akan lebih tinggi dan biasanya menyebabkan terjadinya buih. Agitasi pada shake flask selain memberikan aerasi juga memungkinkan transfer substrat dan organisme. Pada waktu fermentasi menggunakan shake flask, biasanya akan terjadi kehilangan air dari medium karena evaporasi. Seperti pernah diamati oleh Solomons (1969) pada medium biakan 100 ml dalamflask. 1000 ml dengan waktu inkubasi 48 jam pada temperatur 37�C, agitasi menggunakan reciprocating shaker laju transfer oksigen ï½ 55 mMO2/ 1 /jam, maka kehilangan air mencapai 20%. Untuk mengimbangi kehilangan air ini, ke dalam medium dapat ditambahkan akuades.
Teknik shake flask pertama kali dilakukan oleh Kluyver dan Perquin (1933). Pada dasarnya ada dua macam mekanisme dari teknik ini.
1)Reciprocating shaker.
Variasi dapat dilakukan dengan mengatur panjang stroke. Keuntungan alat ini, secara mekanis lebih sederhana dibandingkan rotary shaker. Kecepatannya dapat diatur misalnya 60 � 120 stroke per menit. Panjang stroke juga dapat diatur misalnya 4 � 8 cm. Alat ini paling sesuai digunakan untuk menumbuhkan organisme uniseluler bakteri
dan yeast.
2)Rptary shaker, bergerak dengan arah melingkar.
Variasi dapat dilakukan dengan mengatur panjang radius orbit. Alat ini dianggap sebagai tipe standar karena dapat digunakan untuk menumbuhkan semua mikroorganisme termasuk sel tanaman dan hewan. Alat ini selain mempunyai kekuatan senfrifugal juga harus mampu beroperasi pada kecepatan tinggi. Kecepatan dapat diatur misalnya antara 100 � 400 rpm dan radius orbit juga dapat diatur misalnya 1 � 5 cm
.
- Pada media cair dengan fermentor
Teknik shake flask dengan rotary shaker atau reciprocating shaker merupakan cara konvensional dan berguna pada tahap pendahuluan proses fermentasi, penelitian dan pengembangan dalam laboratorium fermentasi. Namun cara ini akan memberikan estimasi kondisi fermentasi skala besar yang kurang baik mengenai potensi mikroorganisme dalam mensintesis produk. Oleh karena itu untuk mendapatkan estimasi kondisi fermentasi yang ideal perlu menggunakan fermentor volume kecil. Karena kondisi fermentasi dalarn fermentor kecil ini akan lebih menggambarkan kondisi fermentasi skala besar yang sebenarnya.
Fermentor berfungsi menyediakan lingkungan bagi pertumbuhan organisme atau sel di bawah kondisi terkontrol. Dalam industri fermentasi, fermentor harus memungkinkan pertumbuhan dan biosintesis paling baik bagi biakan mikroba (yang bermanfaat bagi industri) dan memberikan kemudahan untukmanipulasi semua operasi yang berhubungan dengan penggunaan fermentor. Fermentor harus dilengkapi pengontrol dan pengatur kondisi fermentasi misalnya kontrol temperatur dengan mengatur pemanas atau pendingin, kontrol pH dengan menambah asam atau alkali, kontrol agitasi dengan mengatur kecepatan stirrer dan ukuran impeller, kontrol aerasi dengan mengatur aliran gas dan kecepatan stirrer dan sebagainya. Bejana biakan merupakan bagian pokok dari setiap fermentasi, karena di dalam bejana inilah proses biologis akan berlangsung. Oleh karena itu bejana ini harus terjamin keamanannya selama proses berlangsung dan tahapan operasional dapat dilakukan dengan mudah. Bejana harus cukup kuat untuk menahan tekanan dari media dan udara. Penyusunannya harus tidak terkoreksi oleh produk fermentasi dan tidak melepaskan ion toksik ke media pertumbuhan.
Fermentasi biasanya memerlukan waktu lama. Operasinya dapat berlangsung beberapa hari, bahkan pada fermentasi kontinu dapat berlangsung beberapa minggu. Fermentasi berlangsung pada kondisi aseptik, jadi fermentor harus menjamin sterilitas kandungannya dan terpeliharanya kondisi aseptik selama periode operasi. Demikian juga alat-alat penambah inokulum, antifoam, nutrien, asam atau alkali dan sebagainya harus menjamin kondisi aseptik dan mencegah terjadinya kontaminasi mikroba yang tak dikehendaki. Berdasarkan proses penyebaran organisme dan media dalam bejana, Bull et.al. mengelompokkan jenis fermentor ke dalam 3 grup :
1)Reaktor dengan agitasi internal.
Merupakan biorekator yang paling lazim digunakan di berbagai industri fermentasi. Grup ini termasuk stirred tank reactor.
2)Bubble column bioreactor.
merupakan bioreaktor paling sederhana. Terdiri dari tabung panjang dengan beberapa sparger di bagian dasarnya. .
3)Loop reactor.
Merupakan collumn reactor di tnana percampuran dan sirkulasi diinduksi dengan alat-alat tertentu.
Berdasarkan penggunaan alat tersebut, fermentor ini dikelompokkan atas tiga jenis:
a ) Air lift loop reactor .
b)Pro peller'loop reactor.
c)Jet loop reactor .
Semua sistem fermentasi memerlukan homogenitas media maupun mikroorganisme. Sistem agitasi memungkinkan distribusi tersebut dengan meniadakan gradien konsentrasi seperti unsur media, pH, temperatur dan sebagainya. Sistem fermentasi aerob, merupakan proses industri fermentasi yang sangat penting. Dalam fermentasi aerob, selain tugas tersebut sistem agitasi mempunyai tugas tambahan memecah gelembung udara besar menjadi gelembung yang lebih kecil untuk menambah area permukaan gas dan membantu mentransfer oksigen ke dalam biakan serta menyebarkann oksigen. Impeller mempunyai peranan penting untuk menyelesaikan tugas tersebut dan keberhasilannya tergantung pada beberapa faktor antara lain kekuatan atau kecepatan rotasi, ukuran dan desain impeller, densitas dan viskositas substrat, kecepatan aliran gas dan sebagainya. Ada beberapa tipe impeller yang biasanya digunakan dalam fermentor antara lain disc turbine, vaned disc, open turbine dan marine propeller. Disc turbine merupakan tipe impeller yang paling lazim digunakan di berbagai industri fermentasi.
Cara bekerjanya untuk melakukan aerasi dan agitasi dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok:
1)Impeller bekerja tanpa baffle.
Jika impeller cukup cepat, maka akan terjadi vortex dari permukaan substrat, sehingga menarik udara ke dalam sistem. Tipe sistem fermentor ini juga disebut sebagai vortex aeration. Keunturigan sistem ini aerasinya efisien yaitu aerasi berlangsung cukup baik tanpa tenaga relatif besar. Sedang kerugiannya yaitu kesukaran untuk scale up karena kesulitan mendapatkan kesamaan aliran pada dua ukuran bejana yang berbeda.
2)Impeller bekerja menggunakan baffle.
Tipe ini paling lazim digunakan dan biasanya baffle diletakkan vertikal untuk menghalangi arus perputaran cairan sehingga memungkinkan substrat mengalami turbulensi.
Sistem fermentasi aerob memerlukan udara steril yang dimasukkan ke dalam fermentor. Cara yang biasa digunakan dengan melewatkan udara melalui filter steril. Udara memasuki fermentor biasanya melalui pipa yang terletak di bawah impeller dan udara mengalir melalui sparger. Gas yang memasuki fermentor dapat menimbulkan tekanan positif di dalam fermentor, maka laju aliran udara harus dikontrol, demikian juga sistem pengeluaran gas.
Setiap mikroorganisme mempunyai temperatur pertumbuhan berbeda dan kadang-kadang suatu organisme mempunyai temperatur pertumbuhan berlainan dengan temperatur untuk produksi antibiotik. Supaya pertumbuhan dan produksi antibiotik optimum maka temperatur optimum dalam fermentor harus dipelihara/dipertahankan. Organisme yang aktif metabolismenya, biasanya menghasilkan panas yang terakumulasi pada fermentor. Karena itu kontrol temperatur harus dilakukan dengan mengalirkan air pendingin.
Pada waktu mikroorganisme mensintesis produk metabolit, pH substrat dapat mengalami perubahan karena hasil metabolit mungkin sangat alkali atau asam. Tentu perubahan pH ini tidak disukai oleh mikroorganisme tersebut, karena dapat mengganggu pertumbuhannya dan pada gilirannya dapat mempengaruhi pembentukan produk. Untuk menjaga kemungkinan tersebut, selama proses fermentasi berlangsungke dalam substrat sering ditambahkan penyangga untuk memperlambat atau mengurangi perubahan pH yang terlalu besar. Buffer mungkin hanya sebagai penyangga pH tapi dapat juga berperan ganda yaitu sebagai penyangga pH dan sumber nutrien.
MEDIA FERMENTASI
Komposisi media dan kondisi lingkungan merupakan faktor yang sangat penting bagi keberhasilan proses fermentasi. Faktor tersebut akan bervariasi tergantung dari organisme yang digunakan dan tujuan fermentasi. Media harus mengandung nutrien untuk pertumbuhan, sumber energi, penyusun substansi sel dan biosintesis produk fermentasi. Komponen media yang paling penting yaitu sumber karbon dan nitrogen, karena sel mikroha dan produk fermentasi sebagian besar tersusun dari komponen ini. Komposisi media dapat sangat sederhana dan kompleks tergantung pada jenis mikroba yang digunakan dan tujuan fermentasi. Mikroorganisme autotrofik misalnya hanya memerlukan media organik yang sangat sederhana untuk mensintesis semua senyawa organik kompleks yang diperlukan menopang kehidupan, pertumbuhan dan perkembangan sel-sel serta kebutuhan energinya. Sebaliknya mikroorganisme tertentu memerlukan media yang tersusun dari komponen sangat sederhana sampai komplek.
Di laboratorium, fermentasi antibiotik dapat dilakukan dengan media padat atau cair. Pada waktu skrining mikroba penghasil antibiotik biasanya memerlukan media selektif dalam bentuk padat. Agen pemadat yang lazim digunakan adalah agar yaitu polisakarida yang tidak mudah didegradasi oleh kebanyakan mikroba. Konsentrasi yang digunakan pada umumnya antara.l,5 � 2,0%; setelah dipanaskan sampai mendidih, maka akan menjadi padat sesudah dingin. Media padat sangat berguna untuk menseleksi dan menguji aktivitas produksi antibiotik. Pada tahap selanjutnya media cair diperlukan untuk pertumbuhan biakan submerged.
Media fermentasi antibiotik dapat dikelompokkan ke dalam media sintetik, semi-sintetik dan crude. Media sintetik yaitu semua unsumya merupakan senyawa yang relatif murni sehingga komposisi dan kuantitas bahanpenyusunnya dapat diketahui dengan jelas. Sedangkan media semi sintetik hanya sedikit saja komponen yang tidak diketahui. Kedua media ini sangat berguna pada percobhan awal untuk mengetahui kemampuan organisme memproduksi antibiotik terutama untuk mengetahui komponen-komponen yang berperanan bagi pertumbuhan organisme dan untuk mengetahui komponen yang dapat memacu pembentukan produk yang dikehendaki. Media ini lebih disukai untuk mempelajari faktor-faktor tersebut karena selain mudah dikontrol juga mudah dihilangkan atau ditambahkan. Media crude yaitu media yang komponen spesifknya tidak diketahui misalnya mollase. protein digest, corn steep liquor, yeast extract dan sebagainya. Pada tahap akhir suatu skrining, bahan ini mungkin sangat berharga karena dapat meningkatkan pertumbuhan dan/atau pembentukan produk dan mungkin akan lebih ekonomis dalam skla lebih besar. Selain mengandung bahan-bahan faktor pertumbuhan dan pembentuk produk yang tak diketahui, media ini juga dapat mengandung zat-zat yang mempunyai efek penghambat. Faktor lain yang merugikan yaitu tingginya kandungan protein dapat menyebabkan buih terutama pada media cair.
Aerasi dan agitasi ,media cair selama berlangsungnya fermentasi dapat menyebabkan buih, terutama pada media dengan kandungan protein atau peptida tinggi. Sebaliknya media yang banyak mengandung komponen anorganik dan gula relatif kurang menghasilkan buih. Kontaminasi bakteri proteolitik dapat menyebabkan degradasi protein menjadi peptida dan gilirannya menyebabkan buih. Untuk mengatasi buih yang terjadi selama berlangsungnya fermentasi dapat ditambahkan antifoam ke media fermentasi. Ada berbagai macam antifoam yang biasa digunakan antara lain lard oil, corn oil, soy bean oil, oktadekanol, silikon dan sebagainya.
Keberhasilan biosintesis produk selama fermentasi berlangsung, kadang-kadang memerlukan prekursor, yang harus ditambahkan ke dalam media. Misalnya untuk mensintesis pensilin G, memerlukan prekursor asam fenilasetat atau untuk mensintesis vitamin B-12 perlu ditambahkan prekursor kobalt anorganik, dan sebagainya. Prekursor merupakan substansi yang dapat meningkatkan hasil dan kualitas produk; prekursor dapat ditambahkan ke media sebelum fermentasi berlangsung atau secara simultan.
Untuk fermentasi antibiotik pada umumnya media inokulum berbeda dengan media fermentasi walaupun untuk beberapa fermentasi mempunyai komposisi media sama. Perbedaan ini disebabkan fungsi kedua media juga berbeda, media inokulum menyediakan nutrien supaya sel mikroba tumbuh dengan cepat, sedangkan media fermentasi terutama untuk menghasilkan produk yang dikehendaki. Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan komponen media untuk biosintesis produk adalah faktor adaptasi mikroba. Pemindahan dari media inokulum ke media fermentasi jangan sampai menyebabkan deadaptasi. Peranan media inokulum tidak kalah pentingnya dibanding media fermentasi, sehingga perlu diperhatikan komposisinya. Selain itu jumlah inokulum juga sangat. mempengaruhi biosintesis produk dalam media fermentasi. Jumlah inokulum yang dimasukkan ke media fermentasi biasanya berkisar antara 0,5 � 5%, tetapi untuk fermentasi tertentu jumlah inokulum mencapai 20% atau lebih. Untuk mendapatkan komposisi media inokulum dan jumlah yang tepat tentu diperlukan serangkaian percobaan yang memakan waktu dan tenaga.
Keberhasilan teknologi fermentasi tergantung pada penggunaan metode yang menjamin sterilitas media dan hardware sebelum memasukkan organisme ke dalam medium dan memelihara kondisi biakan tetap aseptik. Kadang-kadang kondisi aseptik juga diperlukan selama pemisahan sel dan produk, sesudah fermentasi berakhir. Mikroba yang tak dikehendaki harus dicegah memasuki fermentor bersama gas, suspensi media, inokulum atau larutan lain yang ditambahkan selama pertumbuhan sel dan sintesis produk berlangsung, karena mikroba kontaminan dapat mengubah sifat kimia nutrien, pH, menimbulkan buih dan menghambat atau memperlambat pertumbuhan mikroorganisme dan biosintesis produk fermentasi.
Sterilisasi media yang tidak mengandung padatan tersuspensi dapat dilakukan dengan panas, agen kimia, UV, iradiasi,atau filtrasi. Namun jika media mengandung padatan, sterilisasi dengan filtrasi tidak mungkin dan yang paling lazim menggunakan sterilisasi panas. Sterilisasi panas dapat dilakukan dalam bejana fermentasi atau dalam bejana terpisah, yaitu dengan menaikkan temperatur 121�C pada 103 Kp gauge pressure (15 psig). Dengan uap bebas udara pemanasan selama 5 menit sudah cukup, bila temperatur benar-benar merata. Bila media pekat atau mengandung konsentrasi padatan tersuspensi cukup tinggi, maka tidak semua bagian media dapat mencapai temperatur 121�C pada waktu bersamaan, oleh karena itu media dipertahankan 121�C dalam periode lebih lama. Waktu yang diperlukan untuk sterilisasi panas, tidak sama antara media sintetik dan crude. Media crude memerlukan waktu lebih lama karena viskositas media ini lebih besar sehingga menghalangi penetrasi panas dan spora bakteri relatif resisten terhadap panas. Namun demikian pemanasan yang terlalu lama akan dapat merusak berbagai komponen media yang mudah terdegradasi oleh panas misalnya' media yang mengandung enzim atau vitamin, akan rusak oleh panas yang tinggi.
Untuk menghindari hal tersebut, sterilisasi dapat dilakukan secara terpisah misalnya dengan filtrasi. Dengan demikian besar dan lamanya pemanasan merupakan faktor yang perlu diperhatikan dan sebelum melakukan sterilisasi, evaluasi setiap komponen media dapat bermanfaat. Gas yang ditambahkan ke fermentor seperti karbon dioksida, nitrogen, oksigen atau gas lain, harus dalam keadaan steril. Sterilisasi dapat dilakukan dengan filtrasi, Pipa, klep atau bagian lain untuk transfer biakan dad bioreaktor satu ke yang lain atau penambahan inokulum, asam, alkali, antifoam dau lain-lain juga harus steril. Sterilisasi dapat dilakukan dengan uap.
PENUTUP
Fermentasi berlangsung dalam fermentor selama beberapa hari dan fermentasi tidak memerlukan banyak tenaga. Manusia dibutuhkan untuk mengatur dan mengontrol kondisi biakan selama fermentasi berlangsung seperti pH, temperatur, aliran udara, oksigen terlarut, antifoam dan sebagainya. Fermentor yang lebih modern telah dilengkapi dengan alat pengukur dan pengontrol kondisi biakan secara otomatis. Keberhasilan fermentasi selain dipengaruhi kondisi biakan juga tergantung pada persiapan sebelum fermentasi; seperti sterilisasi, pembuatan media, jumlah inokulum yang sesuai dan sebagainya. Kondisi aseptik harus selalu dipertahankan selama berlangsungnya fermentasi karena kontaminasi dapat menyebabkan kegagalan biosintesis produk. Untuk menjamin keadaan tersebut, harus diperhatikan sterilisasi media dan hardware serta sterilitas gas, media antifoam dan lain-lain yang akan ditambahkan ke dalam biakan. Bagi banyak orang, sterilisasi tampaknya sederhana yaitu hanya untuk membinasakan atau meniadakan kehidupan dalam mated yang disterilkan. Namun sebenarnya analisis yang terinci dari mated yang disterilkan akan menghindari kesalahan asumsi yang dapat berakibat fatal.
Media mempunyai peranan yang penting bagi keberhasilan fermentasi antibiotik. Media yang murah, mudah didapat, mudah digunakan dan menghasilkan kuantitas dan kualitas produk optimum tentu sangat didambakan. Indonesia yang kaya akan sumber alam mempunyai potensi sangat besar dalam menyediakan komponen media fermentasi terutama fermentasi antibiotik seperti kedelai, jagung, kentang, dan berbagai bahan alami lainnya; karena bahan tersebut mengandung berbagai nutrien yang diperlukan bagi mikroorganisme sebaga sumber karbon, nitrogen, vitamin, asam amino, garam anorganik dan faktor pertumbuhan. Tentu bahan-bahan tersebut tidak dapat langsung digunakan begitu saja, tetapi harus digali dan dicari dengan melakukan berbagai macam percobaan untuk mengolah sumber alam tersebut agar dapat digunakan setagai komponen media fermentasi yang potensiil.
PROTEIN DALAM MAKANAN 2 komentar
Sebagai zat pembangun, protein merupakan bahan pembentuk jaringan-jaringan baru yang selalu terjadi dalam tubuh. Pada masa pertumbuhan, proses pembentukan jaringan terjadi secara besar-besaran, pada masa kehamilan, proteinlah yang membentuk jaringan janin dan pertumbuhan embrio. Protein juga mengganti jaringan tubuh yang rusak dan yang perlu dirombak. Fungsi utama protein bagi tubuh adalah untuk membentuk jaringan baru dan mempertahankan jaringan yang telah ada.
Protein dapat pula dijadikan sebagai bahan bakar apabila kebutuhan energi tubuh tidak dapat dipenuhi oleh karbohidrat dan lemak. Protein ikut pula mengatur berbagai proses tubuh, baik langsung maupun tidak langsung dengan membentuk zat-zat pengatur proses dalam tubuh. Protein mengatur keseimbangan cairan dalam jaringan dan pembuluh darah, yaitu dengan menimbulkan tekanan osmotik koloid yang dapat menarik cairan daria jaringan kedalam pembuluh darah. Sifat amfoter protein yang dapat bereaksi dengan asam dan basa, dapat mengatur keseimbangan asam-basa dalam tubuh.
Dalam setiap sel yang hidup, protein merupakan bagian yang sangat penting. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein merupakan komponen terbesar setelah air. Diperkirakan separuh atau 50 % dari berat kering sel dalam jaringan seperti misalnya hati dan daging terdiri dari protein, dan dalam tenunan segar sekitar 20 %. Protein dalam tubuh manusia, terutama dalam sel jaringan, bertindak sebagai bahan membran sel, dapat membentuk jaringan pengikat misalnya kolagen dan elastin, serta membentuk protein yang inert seperti rambut dan kuku. Disamping itu protein dapat bekerja sebagai enzim, bertindak sebagai plasma, (albumin), membentuk antibodi, membentuk kompleks dengan molekul lain, serta dapat bertindak sebagai bagian sel yang bergerak (protein otot). Kekkurangan protein dalam waktu yang lama dapat mengganggu berbagai proses dalam tubuh dan menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.
Klasifikasi protein
Protein dapat digolongkan menurut struktur susunan molekulnya, kelarutannya, adanya senyawa lain dalam molekul, tingkat degradasinya, dan fungsinya.
Struktur Susunan Molekul
a. Protein fibriler/skleroprotein
Adalah protein yang berbentuk serabut. Protein ini tidak larut dalam pelarut-pelarut encer, baik larutan garam, asam, basa, ataupun alkohol. Susunan molekulnya terdiri dari rantai molekul yang panjang sejajar dengan rantai utama, tidak membentuk kristal dan bila rantai ditarik memanjang, dapat kembali pada keadaan semula. Contoh dari protein ini adalah kolagen yang terdapat pada tulang rawan, miosin pada otot, keratin pada rambut, fibrin pada gumpalan darah.
b. Protein globuler/sferoprotein
Adalah protein yang berbentuk bola. Protein ini banyak terdapat pada bahan makanan seperti susu, telur dan daging. Protein ini larut dalam larutan garam, dan asam encer, juga lebih asam, dan basa dibandingkan dengan protein fibriler.
Kelarutan
Menurut kelarutannya protein globuler dibagi menjadi beberapa grup, yaitu: albumin, globulin, glutein, prolamin, histon, dan protemin.
a. Albumin, larut dalam air dan terkoagulasi oleh panas. Contohnya albumin telur, albumin serum, laktalbumin dalam susu.
b. Globulin, tidak larut dalam air, terkoagulasi oleh panas, larut dalam larutan garam encer, dan mengendap dalam larutan garam konsentrasi tinggi (salting out). Contoh globulin: miosinogen dalam otot, ovoglobulin dalam kuning telur, amandin dari buah almonds, legumin dalam kacang-kacangan.
c. Glutein, tidak larut dalam pelarut netral tapi larut dalam pelarut basa/asam encer. Contohnya: glutein dalam gandum, atau orizenin dalam beras.
d. Prolamin atau gliadin, larut dalam alkohol 70-80 % dan tak larut dalam air ataupun alkohol absolut. Contohnya gliadin dalam gandum, hordain dalam barley, dan zein pada jagung.
e. Histon, larut dalam air dan tidak larut dalam amonia encer. Histon dapat mengendap dalam pelarut protein lainnya. Histon yang terkoagulasi oleh pemanasan dapat larut lagi dalam larutan asam encer. Contohnya globin dalam hemoglobin
f. Protamin, adalah protein paling sederhana dibandingkan protein-protein lain, tetapi lebih kompleks dari pepton atau peptida. Protein ini larut dalam air dan tidak terkoagulasi oleh panas. Larutan protamin encer dapat mengendapkan protein lain, bersifat basa kuat, dan dengan asam kuat membentuk garam kuat. Contohnya salmin dalam ikan salmon, klupein pada ikan herring, skombrin (scombrin) pada ikan mackarel, dan siprinin (cyprinin) pada ikan karper.
Tingkat Degradasi
Protein dapat dibedakan menurut tingkat degradasinya. Degradasi biasanya merupakan tingkat permulaan denaturasi.
a. Protein alami adalah protein dalam keadaan seperti protein dalam sel
b. Turunan protein yang merupakan hasil degardasi protein pada tingkat permulaan denaturasi. Dapat dibedaka sebagai: protein turunan primer (protean, metaprotein) dan protein turunan sekunder (proteosa, pepton, dan peptida).
Protein konyugasi
Protein konyugasi mengandung bagian asam amino yang terikat pada bahan nonprotejn seperti lipid, asam nkleat, atau karbohidrat. Beberapa protein konyugasi yang penting yaitu:
a. Fosfoprotein
Merupakan golongan penting yang mencakup protein makanan yang penting. Gugus fosfat terikat pada gugus karboksil dari serina dan treonina. Golongan ini mencakup kasein susu dan fosfoprotein kuning telur.
b. Lipoprotein
Adalah gabungan lipid dengan protein dan mempunyai daya mengemulsi yang sangat baik. Lipoprotein terdapat dalam susu dan kuning telur.
c. Nukleoprotein
Merupakan gabungan asam nukleat dengan protein. Senyawa ini terdapat dalam inti sel
d. Glikoprotein
Adalah gabungan karbohidrat dengan protein. Biasanya jumlah karbohidrat kecil, tetapi beberapa glikoprotein mengandung karbohidrat 8-20 %. Satu contoh mukoprotein seperti itu adalah ovomusin putih telur.
e. Kromoprotein
Adalah protein yang gugus prostetiknya berwarna. Terdapat banyak senyawa jenis ini termasuk didalamnya hemoglobin, dan mioglobin, klorofil, dan flavoprotein
Protein turunan
Protein turunan adalah senyawa yang diperoleh dengan metode kimia atau dengan metode enzimatik dan dipilah kedalam turunan primer dan turunan sekunder, bergantung pada derajat perubahan yang terjadi. Turunan primer sedikit dimodifikasi dan tidak larut dalam air, kasein yang dikoagulasi dengan rennet (isi lambung sapi) merupakan contoh protein turunan primer. Protein sekunder mengalami perubahan yang lebih besar dan mencakup protease, pepton, dan peptida. Perbedaan hasil urai ini terletak pada ukuran dan kelarutan. Semua larut dalam air dan tidak dikoagulasi oleh bahang, tetapi protease dapat diendapkan dengan larutan amonium sulfat jenuh. Peptida mengandung dua atau lebih sisa asam amino. Hasil urai ini terbentuk selama pemrosesan banyakmakanan, misalnya selama pematangan keju.
Fungsi Protein
Protein memiliki beragam fungsi bagi tubuh, ysitu sebgai enzim, zat pengtaur pergerakan, pertahanan tubuh, alat pengangkut, dan lain-lain.
Sebagai enzim
Hampir semua reaksi biologis dipercepat atau dibantu oleh senyaaw makromolekul spesifik yang disebut enzim; dari reaksi yang sederhana seperti reaksi transportasi karbondioksida sampai yang sangat rumit seperti replikasi kromosom.
Hampir semua enzim menunjukkan daya katalitik yang luar biasa, dan biasanya dapat mempercepat reaksi sampai beberapa juta kali. Sampai saat ini lebih dari seribu enzim telah dapat diketahui sifat-sifatnya dan jumlah tersebut masij terus bertambah. Protein besar peranannya terhadap perubahan-perubahan kimia dalam sistem biologi.
Alat pengangkut dan alat penyimpan
Banyak molekul dengan BM kecil serta beberapa ion dapat diangkut atau dipindahkan oleh protein-protein tertentu. Misalnya hemoglobin mengangkut oksigen dalam eritrosit, sedangkan mioglobin mengangkut oksigen dalam otot. Ion besi diangkut dalam plasma darah oleh transferin dan disimpan dalam hati sebagai kompleks dengan feritin, suatu protein yangberbeda dengan transferin.
Pengatur pergerakan
Protein merupakan komponen utama daging; gerakan otot terjadi karena adanya dua molekul protein yang saling bergeseran, pergerakan flagela sperma disebabkan oleh protein.
Penunjang mekanis
Kekuatan dan daya tahan kulit dan tulang disebabkan oleh adanya kolagen, suatu protein berbentuk bulat panjang dan mudah membentuk serabut
Pertahanan tubuh / imunisasi
Pertahanan tubuh biasanya dalam bentuk antibodi, yaitu suatu protein khusus yang dapat mengenal dan menempel atau mengikat benda-benda asing yang masuk dalam tubuh seperti virus, bakteria, dan sel-sel asing lain. Protein ini pandai sekali membedakan benda-benda yang menjadi anggota tubuh dengan benda-benda asing.
Media perambatan impuls syaraf
Protein yang mempunyai fungsi ini biasanya berbentuk reseptor; misalnya rodopsin, satu protein yang bertindak sebagai reseptor penerima warna ata cahaya pada sel-sel mata.
Pengendalian pertumbuhan
Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat mempengaruhi fungsi bagian-bagian DNA yang mengatur sifat dan karakter bahan.
Protein daging
Protein otot terdiri atas sekitar 70 % protein struktur atau protein fibril dan sekitar 30 % protein larut air. Proteain fibril mengandung sekitar 32-38 % miosin, 13-17 5 aktin, 7 % triptomisin, dan 6 % protein stroma. Protein daging dan ikan memberi sumbangan kepada struktur yang sangat terorganisasi yang memberikan sifat khusus kepada produk ini. Contohnya protein susu dan badan protein dalam serealia dan biji minyak.
Protein ikan
Otot kerangka ikan terdiri atas serat pendek disusun diantara lembaran-lembaran jaringan ikat, meskipun jumlah jaringan ikat dalam otot ikan lebih kecil daripada jumlah jaringan ikat dalam mamalia dan seratnya lebih pendek. Miofibril otot ikan beralur seperti otot mamalia dan mengandung protein utama yang sama, miosin, aktin, aktomiosin, dan tropomisin.
Protein telur
Protein telur diciri oleh nilai biologinya yang tinggi dan dapat dipilah menjadi protein putih telur dan prtotein kuning telur. Putih telur mengandung sekurang-kurangnya delapan protein yang berbeda. Beberapa dari protein ini memiliki sifat yang luar biasa, misalnya lisozim, merupakan antibiotika, ovomukoid inhibitor biotin, dan konalbumin mengikat besi. Sifat antimikrobia membantu melindungi telur dari serangan bakteri. Putih telur cair mengandung 10-11 % protein dan bentuk keringya mengandung sekitar 83 %. Protein yang paling baynak adalah ovalbumin.
Protein kuning telur mengendap jika kuning telur diencerkan dengan air. Protein kuning telur mengandung sejumlah besar lipid dan sebagian besar dari lipid ini terikat sebagai lipoprotein. Lipoprotein adalah pengemulsi yang sangat baik dan kuning telur dipakai secara luas dalam makanan karena alasan itu.
Protein kedelai
Protein dalam kedelai terdapat dalam badan protein atau aleuron, yang diameternya 2-20 mikrometer. Protein kedelai merupakan sumber yang baik untuk semua asam amino esensial keculai metionin dan triptofan. Kandungan lisina yang tinggi membuatnya sebagai pelengkap yang baik untuk protein serealia, yang kandungan lisinnya rendah. Protein kedelai tidak mengandung gliadin maupun glutenin, protein gluteni terigu yang unik. Akibatnya tepung kedelai tidak dapt dimasukkan kedalam roti tanpa memakai tambahan khusus yang dapat memperbaiki volume roti.
Deman, John.M. 2003. Kimia Makanan. ITB press:
Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta